I Samuel 16:21
“Demikianlah Daud sampai kepada Saul dan menjadi pelayannya. Saul sangat mengasihinya, dan ia menjadi pembawa senjatanya.”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 37; 1 Timotius 1; Yesaya 25-26
Sebagai seorang perantau yang bertitel sarjana, Derry merasa minder dengan keadaannya saat ini. Bukannya berkarir sebagai seorang profesional di sebuah perusahaan besar, justru ia kini menjalani profesi sebagai office boy kantor. Demi gengsi, Derry mencoba menutupi hal tersebut. Setiap pulang ke kampung halamannya, kepada teman-temannya ia mengaku bekerja di sebuah perusahaan swasta terkemuka. Semua mengira Derry bekerja sebagai staf kantor, bukan sebagai office boy!
Rasa minder itu sebenarnya tidak diperlukan jika orang sadar bahwa semua pekerjaan baik adalah mulia. Daud sebelum menjadi penguasa atas bangsa Israel adalah seorang pelayan. Ia melayani Raja Saul yang akan digantikannya kelak. Meskipun sudah mendapat pengurapan raja oleh nabi Samuel, ia tidak pernah mengeluh dengan apa yang dikerjakannya. Ia tetap menjadi penghibur dan pembawa senjata Saul selama bertahun-tahun. Calon raja ini tidak gengsi atau minder dengan profesinya. Ia mensyukuri pekerjaan itu, menikmatinya, dan bekerja dengan penuh dedikasi. Hasilnya: musik yang ia mainkan selalu membuat Saul dapat merasa lega dan nyaman (I Samuel 16:23).
Setiap pekerjaan-bergengsi atau tidak, akan membuahkan hasil prima jika ditekuni dengan sungguh. Melaluinya Tuhan dimuliakan, orang lain ditolong, dan diri kita sendiri dibentuk menjadi manusia yang produktif. Mulai saat ini, cintailah pekerjaan Anda. Jangan minder atau malu atasnya. Bersyukurlah pada Tuhan jika Anda masih boleh bekerja!
Tidak ada pekerjaan yang hina jika dikerjakan dengan hati yang mulia.
Sumber: Renungan Harian Edisi Setahun